Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

hudeo beusare mate beu sajan

hudeo beusare mate beu sajan

Selasa, 27 Januari 2015

Makalah Misi Ajaran Islam (Metodologi Studi Islam)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna dan universal, ia berlaku sepanjang waktu, kapanpun dan di manapun (al-Islâm shâlih li kul zamân wa al-makân), Islam berlaku untuk semua orang dan untuk seluruh dunia. Dalam agama islam terdapat ajaran-ajaran yang dapat mengantarkan manusia menuju kehidupan yang lebih baik. Karena islam diturunkan bukan hanya sebagai pelengkap hidup manusia saja tetapi juga mengemban beberapa misi untuk mengantarkan manusia menuju kebahagiaan di dunia dan ahirat.
Islam adalah agama samawi ( langit ) yang diturunkan Allah SWT melalui utusan-Nya, Muhammad SAW. Islam merupakan Agama yang menjadi Rahmat bagi seluruh alam.Namun di jaman sekarang ini banyak orang-orang yang tidak mengerti akan pengertian, Karakteristik, dan Misi Islam itu sendiri.sehingga banyak orang-orang yang mengatasnamkan Islam untuk kepentingan pribadi, kelompok dan partai .bahkan yang paling ekstrim adalah yang mengatas namakan Islam sebagai kedok untuk melakukan aksi terorisme, sehingga Islam dianggap sebagai Agama teroris.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Ajaran Islam ?
2.      Bagaimana Studi terhadap misi ajaran Islam secara komprehensif ?
3.      Apa saja misi ajaran Islam ?

C.    Tujuan Penulisan Makalah
1.      Menjelaskan pengertian Ajaran Islam ?
2.      Menjelaskan Studi terhadap misi ajaran Islam secara komprehensif ?
3.      Menjelaskan Apa saja misi ajaran Islam ?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Agama Islam

Sebelum kita membahas masalah pengertian agama islam alangkah baiknya kita membahas pengertian agama dahulu. Harun nasution mendefinisikan agama sebagai ajaran-ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui para rasulnya.[1]
Mohammad daud ali mendefinisikan agama sebagai kepercayaan kepada tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan dia melaui upacara, penyembahan, permohonan, dan membentuk sikap hidup manusia menurut atau berdasar ajaran agama itu. JG. Frazer agama adalah sesuatu ketundukan atau penyerahan diri kepada kekuatan yang lebih tinggi dari pada manusia.[2]

Islam adalah kata turunan (jadian) yang berarti ketundukan, ketaatan, kepatuhan (kepada kehendak Allah), berasal dari kata salama yang artinya patuh atau menerima, berakar dari huruf sin, lam, mim, (S-L-M). Kata dasarnya adalah salima yang berarti sejahtera, tidak tercela, tidak bercatat. Jadi secara singkat Islam adalah kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan (diri), ketaatan dan kepatuhan.

Sedangkan agama islam menurut istilah adalah agama yang diturunkan allah kepada para rasul- rasulnya dan disempurnakan pada Nabi Muhammad, yang berisi undang-undang dan metode kehidupan yang mengatur dan mengarahkan begaimana manusia berhubungan dengan allah, menusia dengan manusia, dengan manusia, dan menusia dan alam semesta, agar kehidupan manusia terbina dan dapat meraih kesuksesan atau kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.[3]
B.     Studi Misi Ajaran Islam Secara Komprehensif

Studi terhadap misi ajaran Islam secara komprehensif dan mendalam adalah sangat diperlukan karena beberapa sebab sebagai berikut :
Pertama, untuk menimbulkan kecintaan manusia terhadap ajaran Islam yang didasarkan kepada alas an yang sifatnya bukan hanya normatif, yakni karena diperintah oleh Allah, dan bukan pula karena emosional semata-mata. Melainkan karena didukung oleh argumentasi yang bersifat rasional, kultural dan aktual. Yaitu argumentasi yang masuk akal, dapat dihayati dan dirasakan oleh umat manusia. Dewasa ini banyak orang yang memeluk agama Islam hanya sekedar ikut-ikutan, tanpa didasarkan pada argumentasi yang kuat. Keislaman yang demikian tidak menjadi masalah selama ia hidup dalam komunitas Islam, karena tidak ada yang mengganggu keyakinannya. Namun ketika ia hidup di Negara yang komunitas masyarakatnya bukan Islam, yakni masyarakat sekular yang serba rasional, empiris dan objektif, maka orang yang memiliki paham keislaman yang ikut-ikutan itu akan dengan mudah dirusak atau dimurtadkan agamanya. Keadaan ini jelas tidak boleh terjadi.
Kedua, untuk membuktikan  kepada umat manusia bahwa Islam baik secara normatif maupun secara kultural dan rasional adalah ajaran yang dapat membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik, tanpa harus mengganggu keyakinan agama Islam.
Ketiga, untuk menghilangkan citra negative dari sebagian masyarakat terhadap ajaran Islam. Berdasarkan sumber-sumber yang didapati dari para orientalis Barat kita menjumpai penilaian dan pernyataan negatif terhadap Islam. Menurut sebagian mereka bahwa Islam disebarkan dengan pedang, Islam ajaran yang menurutkan hawa nafsu, ajaran bagi orang-orang yang miskin, terbelakang, kumuh dan sebagainya. Lebih dari itu citra Islam yang negatif dewasa ini muncul kembali. Dewasa ini Islam sering dituduh sebagai sarang teroris. Berbagai tindakan kejahatan seperti pemboman, sabotase, pembajakan pesawat, peperangan dan sebagainya sering dituduhkan kepada umat Islam. Citra negatif yang demikian itu harus dihilangkan, karena menyebabkan timbulnya kebencian masyarakat dunia terhadap Islam, juga menyebabkan orang lain tidak berani menunjukkan identitas keislamannya di tengah public. Citra negatif Islam yang demikian itu harus dihilangkan dengan menunjukkan citra Islam sebagai rahmatan lil alamin kepada dunia.
C.    Misi Ajaran Islam
Terdapat sejumlah argumentasi yang dapat digunakan untuk menyatakan bahwa misi ajaran islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam. Argumentasi tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
Pertama, untuk menunjukkan bahwa islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari pengertian islam itu sendiri. Kata islam makna aslinya masuk dalam perdamaian, dan orang muslim ialah orang yang damai dengan Allah dan damai dengan manusia. Damai dengan Allah, artinya berserah diri sepenuhnya kepada kehendaknya, dan damai dengan manusia bukan saja berarti menyingkiri berbuat jahat dan sewenang-wenagn kepada sesamanya, melainkan pula ia berbuat baik kepada sesamanya. Dua pernyataan ini dinyatakan dalam Al-qur’an Al-Karim sebagai inti agama Islam yang sebenarnya. Al-qur’an menyatakan sebagai berikut :
Artinya : “(tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedi hati.” (QS. Al-Baqarah, 2:112)
Dengan demikian, dari sejak semula, islam adalah agama perdamaian dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah, dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia, menjadi bukti yang nyata bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya. Islam bukan saja dikatakan sebagai agama sekalian Nabi Allah, sebagaimana tersebut diatas , melainkan juga sebagai sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya kepada undang-undang Allah. Yang kita saksikan pada alam semesta, inipun tersirat dalam kata aslama. Arti islam yang luas ini tetap dipertahankan dalam penggunaan kata itu dalam hukum syara’, karena menurut hukum syara’ islam mengandung arti dua macam yaitu :
1.      Mengucap kalimah syahadat yaitu mengatakan bahwa tak ada Tuhan yang pantas disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad itu utusan Allah.
2.      Berserah diri sepenuhnya kepada kehendak Allah, yakni ini hanya dapat dicapai melalui penyempurnaan rohani. Jadi orang yang baru saja masuk islam ia disebut muslim, sama halnya seperti orang yang berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan melaksanakan segala perintahnya dengan melakukan hawa nafsunya kepada kehendak Allah.

Kedua, misi ajaran islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari peran yang dimainkan Islam menangani berbagai problematika agama, sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya. Dan sejak kelahirannya 15 abad yang lalu islam senantiasa hadir memberikan jawaban terhadap permasalahan diatas. Islam sebagaimana dikatakan H.A.R. Gibb bukan semata-mata ajaran tentang keyakinan saja melainkan sebagai sebuah sistem kehidupan yang multi dimensional. Berkenaan dengan peran islam yang demikian itu, Syaikh Al-Nadwi dalam bukunya Madza Khasira al-Alam bi Inhithath al-Muslimin ( Kerugian Apa Yang Diterita Dunia Akibat Kemerosotan Dunia) mengatakan bahwa pada saat Islam datang ke muka bumi keadaan dunia tak ubahnya seperti baru saja dilanda gempa yang sangat dahsyat. Disana sini terdapat bangunan yang roboh rata dengan tanah, tiang yang bergeser, genteng pecah hancur berantakan, harta benda tertimbun tanah dan jiwa manusia melayang. Demikian pula keadaan masyarakat baik dari segi social, ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan dan sebagainya dalam keadaan berantakan dan kacau balau. Keadaan dunia yng demikian itu digambarkan dalam al-Qur’an sebagai berikut :
Dalam keadaan dunia yang demikian itulah Nabi Muhammad SAW membawa ajaran Islam yang didalamnya bukan hanya mengandung ajaran tentang aqidah atau hubungan dengan Tuhan saja melainkan juga hubungan dengan sesama manusia dan alam semesta. H.A.R. GIBB mengatakan Islam bukan hanya berisi ajaran etika melainkan sebagai sistem kehidupan. [4]
1.      Dalam bidang sosial
Keadaan masyarakat terbagi-bagi kedalam kelas social atau kasta yang dibedakan berdasarkan suku bangsa, bahasa, warna kulit, harta benda, jenis kelamin, dll. Dengan sistem kelas yang demikian maka tidak akan terjadi mobilitas vertical yang didasarkan pada prestasinya masin-masing. Seseorang yang berasal dari kelas social yang rendah selama-lamanya berada dalam kelas sosial yang rendah. Satu dan lainnya tidak boleh melakukan hubungan sosial, pergaulan, perkawinan, dan sebagainya. Keadaan yang demikian itu mirip dengan keadaan yang mirip dengan keadaan yang ada di Indonesia sebagaimana dijumpai pada sistem kesultanan atau kerajaan, kaum ningrat, menak, dan sebagainya.

2.      Dalam bidang ekonomi
Ditandai oleh praktik mendapatkan uang dengan menghalalkan segala cara separti dengan praktik riba, mengurangi timbangan, menipu, monopoli, kapitalisme, dan sebagainya. Keadaan yang demikian itu pada gilirannya membawa mereka yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Persaingan yang tidak sehat terjadi diantara mereka. Manusia telah menjadi budak dari harta benda.
3.      Dalam bidang politik atau pemerintahan
Pada masa itu ditandai oleh pemerintahan yang diktator, otoriter, dan tirani. Segala sesuatu yang menyangkut kehidupan masyarakat hanya dilakukan oleh pemerintah. Kehendak pemerintah merupakan keputusan yang harus dilaksanakan tanpa kompromi. Karena demikian besarnya kekuatan pemerintah maka dengan mudah ia menindas dan memeras rakyat dengan pajak dan cukai yang diluar batas kemampuannya. Segala pendapat dan usul yang disampaikan rakyat dianggap sebagai gangguan yang harus diperangi. Lebih dari itu rakyat yang penuh penderitaan itu dibebani pula dengan kewajiban bela Negara dan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya pemaksaan. Di antara penguasa yang sedang memerintah pada masa kedatangan Islam adalah Romawi dan Persia.

4.      Dalam bidang pendidikan
Ditandai oleh keadaan dimana pendidikan atau ilmu pengetahuan hanya milik kaum elit. Rakyat dibiarkan bodoh sehingga dengan mudah dapat disesatkan aqidahnya, dan selanjutnya dengan mudah dapat diperbudak. Keadaan ini tak ubahnya dengan keadaan bangsa Indonesia pada saat penjajahan belanda.
Pada masa kedatangan Islam dibidang kebudayaan ditandai oleh keadaan masyarakat yang semata-mata mengikuti hawa nafsu syahwat dan nafsu duniawi. Mereka gemar melakukan mabuk-mabukan, foya-foya, berzina, berjudi, dan sebagainya.
Dari sejak kelahirannya Islam sudah memiliki komitmen dan respon yang tinggi untuk ikut serta terlibat dalam memecahkan berbagai masalah tersebut diatas. Islam bukan hanya mengurusi social, ibadah, dan seluk-beluk yang terkait dengannya saja, melainkan juga ikut terlibat memberikan jalan keluar yang terbaik untuk mengatasi berbagai masalah tersebut dengan penuh bijaksana, adil, demokratis, manusiawi, dan seterusnya. Hal-hal yang demikian itu dapat dikemukakan sebagai berikut :
a.       Misi Islam Dalam bidang sosial
Dalam bidang sosial islam memperkenalkan ajaran yang bersifat egaliter atau kesetaraan dan kesederajatan antara manusia dengan manusia lain. Satu dan lainnya sama-sama sebagai makhluk Allah SWT. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Orang yang memiliki kelebihan dalam bidang tertentu misalnya ia memiliki kekurangan dalam bidang tertentu lainnya. Orang yang memiliki kekurangan dalam bidang tertentu tapi memiliki kelebihan dalam bidang lainnya.
Selain itu, ajaran Islam tentang aspek sosial ini menekankan  adanya kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Sebagaimana halnya kaum pria, kaum wanita dalam Islam memiliki kesamaan kesempatan dan peluang untuk mengaktualisasikan potensi yang ada dalam dirinya. Ajaran Islam dalam bidang sosial inilah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Yaitu ajaran yang bersifat, eligater, toleransi, persaudaraan, tolong-menolong, nasehat-menasehati, saling menjaga dan mengamankan dan seterusnya.
b.      Misi Islam sebagai pembawa rahmat dalam bidang ekonomi
Misi Islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam dapat dilihat dari ajaran dalam bidang ekonomi yang bersendikan azas keseimbangan dan pemerataan. Dalam ajaran Islam seseorang diperbolehkan memiliki kekayaan tanpa batas, namun dalam jumlah tertentu dalam hartanya itu terdapat milik orang lain yang harus dikeluarkan dalam bentuk zakat, infak, dan sedekah. Dengan cara demikian, makin banyak harta kekayaan yang dimiliki seseorang, semakin banyak pula sumbangan yang harus ia keluarkan. Harta yang dikeluarkan itu dibagi kepada mereka yang kurang mampu. Dengan cara demikian kecemburuan kesenjangan sosial yang dapat memicu terjadinya pertentangan dapat dihindari.
Selain itu misi Islam dalam bidang ekonomi ini dapat dilihat pula dari perintah berdagang dengan cara yang jujur yaitu pedagang yang jauh dari kecurangan, penipuan atau tin dakan lainnya yang merugikan konsumen, dseperti mengurangi timbangan, takaran, dan sebagainya. Lebih lanjut ajaran Islam sangat melarang keras melakukan praktik Riba atau membungakan uang yang menguntungkan secara berlipat ganda tanpa memeperhitungkan kemampuan orang yang meminjamnya.
c.       Misi ajaran islam rahmatal lil alamin dalam bidang politik
Misi ajaran islam rahmatal lil alamin dalam bidang politik terlihat dari perintah Al-Qur’an agar seorang pemerintah bersikap adil, bijaksana terhadap rakyat yang dipimpinnya, memperhatikan aspirasi dan kepentingan rakyat yang dipimpinnya, mendahulukan kepentingan-kepentingan rakyat daripada kepentingan dirinya, melindungi dan mengayomi rakyat, memberikan keamanan dan ketentraman kepada masyarakat. Kepemimpinan dalam Islam adalah merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan dengan cara melaksanakan kegiatan yang berguna bagi rakyat yang dipimpinnya.
d.      Misi Islam rahmatal lil alamin  dalam bidang hukum
Misi rahmatal lil alamin ajaran Islam dalam bidang hukum-hukum terlihat dari perintah Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 58. Ayat tersebut memerintahkan seorang hakim agar berlaku adil dan bijaksana dalam memutuskan perkara dengan tidak memndang perbedaan pada orang yang sedang berperkara. Penegakan supremasi hukum sangat dianjurkan dalam ajaran Islam.
e.       Misi rahmatal lil alamin ajaran Islam dalam bidang pendidikan
Misi ajaran Islam rahmatal lil alamin dapat pula dilihat dalam bidang pendidikan . Hal ini terlihat dalam ajaran Islam yang memberikan kebebasan kepada manusia untuk mendapatkan hak-haknya dalam bidang pendidikan. Islam menganjurkan belajar sungguhpun dalam keadaan perang. Dan menuntut ilmu mulai dari buaian  hingga ke liang lahat, serta melakukannya sepanjang hayat. Pendidikan dalam Islam adalah untuk semua. Pemerataan dalam pendidikan adalah merupakan misi ajaran Islam.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, terlihat dengan jelas bahwa misi ajaran Islam adalah membawa rahmat bagi seluruh umat manusia dengan cara menata aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan dan sebagainya. Misi ajaran Islam adalah tegaknya nilai-niali kemanusiaan, menyelamatkan umat manusia dari kehancuran.
Ketiga, misi islam dapat pula dilihat dari misi ajaran yang dibawa dan dipraktikkan oleh nabi Muhammd SAW. Di dalam Al-Qur’an dinyatakan dengan tegas sebagai berikut :
Artinya : “Dan tiada kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Ambiya, 21:107).
Misi kerahmatan Nabi Muhammad SAW. Bukan hanya dapat dilihat dari misi ajaran Islam yang dibawanya sebagaimana telah disebutkan diatas melainkan juga terlihat dalam mpraktik kehidupan nabi Muhammad yang dikenal dengan seorang yang sangat sayang kepada umatnya dan kepada manusi pada umumnya.
Keempat, misi Islam selanjutnya dapat pula dilihat pada kedudukannya sebagai sumber nilai dan pandangan hidup manusia. Dalam hal ini Islam telah memainkan empat peran sebagai berikut : 1. Sebagai factor kreatif yaitu ajaran agama yang dapat mendorong manusia melakukan kerja produktif dan kreatif. 2. Factor motivatif, yaitu bahwa ajaran agama dapat melandasi cita-cita dan amal perbuatan manusia dalam aspek kehidupannya. 3. Factor sublimatif, yakni ajaran agama yang dapat meningkatkan dan mengkhuduskan fenomena kegiatan manusia tidak hanya hal keagamaan saja, tetapi juga bersifat keduniaan. 4.  Factor integrative, yaitu ajaran agama yang dapat dipersatukan sikap dan pandangan manusia serta aktivitasnya baik secara individual maupun kolektif dalam menghadapi berbagai tantangan.
Kelima, misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat dapat pula dilihat dari peran yang dimainkannya dalam sejarah. bahwa Islam diabad klasik (abad 7-13 M) atau selama lebih kurang 7 abad telah tampil sebagai pengawal sejarah umat manusia menuju kehidupan yang tertib, aman, damai, sejahtera, maju dalam bidang ilmu pengetahuan, kebudayaan dan peradaban.
Keenam, misi ajaran Islam lebih lanjut dapat pula dilihat dari praktik hubungan Islam dengan penganut agama lain sebagaimana dilakukan Nabi Muhammad SAW. Di Madinah.






BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Agama islam menurut istilah adalah agama yang diturunkan allah kepada para rasul- rasulnya dan disempurnakan pada Nabi Muhammad, yang berisi undang-undang dan metode kehidupan yang mengatur dan mengarahkan begaimana manusia berhubungan dengan allah, menusia dengan manusia, dengan manusia, dan menusia dan alam semesta, agar kehidupan manusia terbina dan dapat meraih kesuksesan atau kebahagiaan hidup di dunia dan ahirat.
Terdapat sejumlah argumentasi yang dapat digunakan untuk menyatakan bahwa misi ajaran islam sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam. Pertama, untuk menunjukkan bahwa islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari pengertian islam itu sendiri. Kedua, misi ajaran islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari peran yang dimainkan Islam menangani berbagai problematika agama, sosial, ekonomi, politik, hukum, pendidikan, kebudayaan, dan sebagainya. Ketiga, misi islam dapat pula dilihat dari misi ajaran yang dibawa dan dipraktikkan oleh nabi Muhammd SAW. Keempat, misi Islam selanjutnya dapat pula dilihat pada kedudukannya sebagai sumber nilai dan pandangan hidup manusia. Kelima, misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat dapat pula dilihat dari peran yang dimainkannya dalam sejarah. Keenam, misi ajaran Islam lebih lanjut dapat pula dilihat dari praktik hubungan Islam dengan penganut agama lain sebagaimana dilakukan Nabi Muhammad SAW. Di Madinah.
B.     SARAN
Adapun kami menyadari bahwa makalah kami ini banyak terdapat kekurangan dikarenakan kekurangan referensi dari pada pemakalah, oleh karna itu kami mengharapkan kritikan atau saran yang membangun dari pada pembaca agar makalah kedepannya lebih baik dari pada sekarang.

DAFTAR PUSTAKA
ü  Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011
ü  Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I,  Jakarta: UI press, 1979
ü  H.M. Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, Jakarta: Golden Trayon Press, 1992
ü  Ajat sudrajat, dkk,  Din Al- islam Pendidikan Agama Islam Diperguruan Tinggi Umum, Yogyakarta: UNY press, 2008



[1] Harun Nasution, 1979, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I,  Jakarta: UI press, cet. III, hlm. 10
[2] H.M. Arifin, 1992,  Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, Jakarta: Golden Trayon Press cet. VI, hlm. 5
[3] Ajat sudrajat, dkk, 2008,  Din Al- islam Pendidikan Agama Islam Diperguruan Tinggi Umum, (Yogyakarta: UNY press, hlm. 34
[4] Abuddin Nata, 2011, Metodologi Studi Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, Hal : 99

0 komentar:

Posting Komentar